Cara Lengkap Sukses Budidaya Ikan Nila Konsumsi

03.44

Cara Sukses Budidaya Ikan Nila Konsumsi


Mempersiapkan Kolam Ikan Nila.

Jenis kolam ideal dan tepat untuk pemeliharaan ikan nila yaitu kolam tanah dengan jenis tanah bertekstur liat atau berpasir. Kedalaman kolam sebaiknya berkisar antara 0,5 hingga 1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan tingkat kesuburan kolam. Dimana kedalaman kolam berpengaruh pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses fotosintesis tumbuhan dalam air, sehingga menyebabkan ketersediaan makanan alami bagi ikan di dalam kolam itu sendiri. Pada kolam sebaiknya memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. agar mudah mengatur sirkulasi air di kolam, artinya air kolam harus terus berganti.

Hal Penting yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan pengisian air pada kolam ikan Nila :

- Kolam dikeringkan dan dijemur selama 4-7 hari atau sampai tanah dasar kolam retak-retak. Hal ini berguna untuk membasmi hama dan bibit-bibit penyakit.
-Pemberian kapur ( dolomit ) pada kolam dengan dosis 10-25 gr/m2. Tujuannya adalah untuk membasmi bibit-bibit penyakit yang masih terdapat di dasar kolam dan meningkatkan pH air.
-Pemupukan kolam. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk buatan ( bisa digantikan TON ). Hal ini perlu karena sifat ikan nila yang menyukai pakan plankton. Pupuk kandang paling baik diberikan pada awal persiapan kolam dengan dosis 250 gr/m3. Setelah kolam diisi air selanjutnya diberikan pupuk anorganik berupa urea dan TSP dengan dosis masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.
-Pengisian air kolam. Sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata air atau air sumur. Untuk pengisian pertama, kolam diisi air hingga ketinggian 5-10 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari. Hal ini berguna untuk tumbuhnya makanan alami di kolam. Selanjutnya di kolam diisi penuh dan dilanjutkan dengan pemupukan menggunakan pupuk anorganik (kimia)

Persiapan Penebaran Benih.

Ciri-ciri benih yang baik adalah yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih dikeluarkan.

Analisis kebutuhan lahan pembenihan nila

Tulisan ini utamanya ditujukan untuk anda yang sudah percaya dengan kedua tulisan di atas. Agar lebih percaya, anda bisa menanyakan kepada pakar-pakar perikanan di daerah anda, lalu mengkajinya kembali. Hal itu sangat penting untuk menumbuhkan keyakinan dalam diri anda. Karena keyakinan itu merupakan modal utama dalam setiap langkah kehidupan.

Oh ya, sebelum anda berlanjut untuk membaca tulisan ini, alangkah baiknya ingat dengan salah satu kunci dalam usaha. Bahwa kunci sukses dalam usaha, bukan karena anda mampu meproduksi barang, tetapi karena anda mampu memasarkan. Karena itu, carilah informasi pasar sebanyak-banyaknya agar sangkal nila yang diproduksi bisa dijual.

Soal analisis kebutuhan lahan, saya akan memulai dengan istilah pembenihan. Karena kegiatan yang kita dibahas hanya sekitar pembenihan, yaitu bagaimana memproduksi sangkal atau benih, sebagai sarana produksi dalam pembesaran. Dalam pembenihan ikan, termasuk ikan nila, ada dua kegiatan utama yang tidak bisa dilewatkan, yaitu pemijahan dan pendederan.

Untuk menjalankan kedua kegiatan tersebut dibutuhkan minimal empat macam kolam, yaitu kolam pematangan gonad, kolam pemijahan, kolam penetasan dan kolam pendederan. Namun dalam pembenihan nila, kolam pematangan gonad dan penetasan tidak begitu penting, cukup pemijahan saja. Kolam pendederan juga cukup satu, kolam pendederan pertama saja.

Untuk menampilkan data analisis kebutuhan lahan, saya akan merujuk pernyataan terdahulu, ketika saya kehabisan kolam pendederan. Sedangkan kolam pemijahan yang akan dipanen berjumlah lima. Jadi satu kolam pendederan dapat digunakan untuk ratusan ribu larva yang berasal dari lima buah kolam pemijahan. Karena hasilnya cukup memuaskan.

Meski bisa dibilang cukup memuaskan, tetapi hasil tersebut masih bisa ditingkatkan. Karena panen larva dilakukan setiap dua minggu, sedangkan pendederan dilakukan selama tiga bulan, dengan persiapan kolam. Karena itu untuk lima kolam pemijahan dibutuhkan minimal enam buah kolam pendederan. Dengan jumlah tersebut, maka panen sangkal bisa dilakukan setiap dua minggu, atau dua kali sebulan.

Dari pernyataan di atas, dapat dipastikan bahwa setiap paket pembenihan nila dibutuhkan lima buah kolam pemijahan dan enam buah kolam pendederan. Luas setiap kolam pemijahan berkisar antara 400 – 500 m2, sebut saja 500 m2 dan luas kolam pendederan rata-rata 2.000 m2. Jadi untuk menjalankan pembenihan nila dibutuhkan lahan seluas 1,45 hektar.

Analisis tingkat kelangsungan hidup nila

Saya yakin anda tidak langsung percaya begitu saja dengan pernyataan di atas. Karena kenyataannya masih banyak pembudidaya ikan yang berpenghasilan pas-pasan. Nah agar anda percaya, saya akan menyajikan sebuah analisis, yaitu analisis tingkat kelangsungan hidup nila di kolam pendederan. Semoga analisis ini bisa menambah kepercayaan anda.
Tingkat kelangsungan hidup, atau istilah kerennya survival rate (SR) adalah jumlah ikan yang hidup hingga akhir pemeliharaan. Untuk mengetahuinya digunakan rumus sederhana, yaitu jumlah ikan yang ditebar dikurangi dengan jumlah ikan yang hidup kali seratus persen. Namun untuk mempermudah perhitungan, saya akan menyisir mundur, dari akhir.

Di atas sudah saya nyatakan bahwa sebuah kolam pendederan telah mengasilkan 2 – 3 ton sangkal nila. Seekor sangkal nila memiliki berat rata-rata 20 gram. Dalam satu kilo berisi 50 ekor, atau satu ton berisi 50.000 ekor. Jadi jika sebuah kolam menghasilkan 2 – 3 ton, berarti kolam tersebut telah menghasilkan 100.000 – 150.000 ekor.
Untuk menghasilkan 100.000 – 150.000 sangkal, tentu jumlah larva yang ditebar melebihi jumlah tersebut. Karena selama masa pemeliharaan banyak ikan yang mati, atau mortalitas. Dalam beberapa referensi dinyatakan bahwa mortalitas itu berkisar antara 40 – 60 persen, atau rata-rata 50 persen. Kolam yang menghasilkan 100.000 sangkal, berarti jumlah larva yang ditebar sebanyak 200.000 ekor.

Nah sekarang bagaimana keterkaitan antara data tersebut dengan penyataan dalam tulisan. Untuk memperjelasnya saya akan menyajikan berbagai data lain. Dulu di farm, jumlah kolam tidak imbang, kolam pemijahan melebihi kolam pendederan. Keadaan itu menyebabkan penebaran larva tidak teratur. Jumlah larva yang ditebar melebihi dari takaran.

Saya ingat betul dengan sebuah kejadian. Waktu akan memanen lima kolam pemijahan, hampir semua kolam pendederan penuh. Hanya satu yang tersisa. Terpaksa larva dari lima kolam tersebut disatukan. Kalau dihitung jumlah larva yang ditebar mencapai kurang lebih 250.000 ekor. Karena hasil larva dari satu kolam pemijahan berkisar antara 50.000 – 100.000 ekor.

Saya sempat khawatir dengan keadaan itu. Sayang larva sebanyak itu disatukan, bila pisahkan dalam 2 – 3 kolam, mungkin tingkat kelangsungan hidupnya lebih tinggi. Namun kekhawatiran tersebut tidak terbukti. Malah saya mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Kolam tersebut menghasilkan 2,3 ton sangkal. Kejadian terulang kembali. Bahkan hasilnya lebih tinggi, 2,9 ton.

Saya dan beberapa pekerja bengong dengan hasil tersebut. Saking banyaknya, pengangkutan ke kolam pendederan tidak lagi dipikul seperti biasanya, tetapi menggunakan truk yang memang sudah tersedia di farm tersebut. Jumlah yang memanen tidak lagi 2 – 3 orang, tetapi belasan orang. Yang lebih bengong lagi pemilik farm tersebut. Tentu saja karena senang.

Soal hasil larva. Seperti sudah sudah saya nyatakan bahwa sebuah kolam pemijahan bisa menghasilkan larva sebanyak 50.000 – 100.000 ekor. Bagi pembudidaya nila, itu bukan hal yang aneh. Bahkan bisa lebih. Perhitungannya begini, sebuah kolam pemijahan yang luasnya antara 400 - 500 m2 biasanya diisi satu paket, 300 betina dan 100 jantan, atau kepadatan satu ekor setiap meter.

Dari pengalaman menunjukan bahwa dalam setiap periode pemijahan, yaitu 2 minggu, induk betina yang memijah tidak lebih dari sepertiganya, atau 100 ekor. Setiap ekor induk nila dapat menghasilkan larva antara 500 – 1.500 ekor, tergantung ukuran. Para pakar perikanan sudah tahu soal itu. Jadi wajarlah bila sebuah kolam pemijahan bisa menghasilkan larva 50.000 – 100.000 ekor.

Analisis biaya pengadaan induk nila


Analisis ini didasarkan pada jumlah kolam pemijahan dan jumlah induk yang ditebar pada kolam tersebut. Namun sebelumnya, saya akan menginformasikan bagaimana cara mendapatkan induk-induk tersebut dan tanda-tanda induk yang baik. Karena jumlah induk yang dibutuhkan tidak sedikit dan kualitas benih yang dihasilkan harus berkualitas baik, agar hasilnya memuaskan.

Ada berbagai cara untuk mendapatkan induk nila. Bagi pemula tak ada cara lain yang harus dilakukan, kecuali dengan membeli dari pihak lain. Namun untuk membeli induk nila tidak boleh sembarangan, karena harus diketahui asal usulnya. Apalagi saat ini banyak pihak yang mengaku memiliki induk yang baik, namun kenyataanya malah sebaliknya.

Agar terhindar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, maka sebaiknya membeli induk nila dari balai-balai penelitian perikanan. Karena keadaan induk-induk tersebut lebih baik dari pihak lainnya. Apalagi saat ini muncul berbagai varitas nila yang sudah dijamin mutunya, seperti nila gift, nila gesit, nila nirwana, nila best dan varitas lainnya.

Namun membeli induk dari balai-balai penelitian perikanan terkadang tidak mudah. Selain pembelinya banyak juga jumlah induknya sangat terbatas, sehingga harus memesan terlebih dulu. Hanya ada satu cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan membeli dari pembudidaya lain yang telah dibina oleh balai penelitian perikanan. Meski begitu anda harus tahu caranya dan tanda induk yang baik.

Berikut beberapa tip dalam membeli induk nila dari pembudidaya:

<<>>Belilah induk nila ketika masih calon induk kerena sebelum memijah biasanya induk tersebut harus beradaptasi dulu dengan lingkungan barunya. Oleh sebab itu, induk-induk ini harus dibeli satu atau tiga bulan sebelumnya. Induk-induk tersebut dipelihara sampai matang gonad.
<<>>Belilah satu jenis kelamin nila di suatu tempat, misalnya betina saja, sedangkan induk jantan dibeli di tempat lain. Atau bisa juga dengan membeli jantan dan betina di satu tempat, tetapi harus membeli jantan dan betina di tempat lain. Kemudian mengawinkan antara jantan dari satu tempat dengan betina dari tempat lain, atau sebaliknya.


Berikut tanda-tanda induk nila yang baik :

>>Berumur 5 – 6 bulan
>>Berukuran minimal 300 gram
>>Bentuk tubuh normal atau tidak cacat
>>Sisik besar dan tersusun rapi
>>Kepala relatip kecil
>>Berdaging tebal
>>Bergaris tubuh jelas
>>Warna perut putih
>>Gerakan lincah
>>Respon terhadap

Untuk memperoleh induk tidak selalu harus membeli. Karena membeli harus dengan uang. Induk nila bisa diperoleh dari kegiatan sendiri. Cara yang paling baik dengan melakukan backcross atau mengawinkan anak dengan ibu atau bapaknya. Bila tidak backcross, bisa juga dengan mengawinkan antara anak-anaknya, tapi bukan satu keturunan.

Untuk memperoleh induk yang berkualitas, benih hasil kegiatan di atas harus diseleksi. Seleksi ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama dilakukan pada benih hasil pendederan pertama, yaitu dengan memilih benih yang pertumbuhannya paling cepat, dan bentuk tubuhnya normal atau tidak cacat, sehat, gerakannya lincah dan respon terhadap pakan tambahan.

Tahap kedua dilakukan pada benih hasil pendederan kedua dengan tanda-tanda yang sama. Tahap ketiga dilakukan pada benih hasil dari pendederan ketiga. Demikian seleksi dilakukan terus sampai menjelang calon induk dengan tanda-tangda yang sama. Dengan jalan seperti itu akan didapatkan calon-calon induk yang berkualitas baik.

Dalam memilih calon induk ini ada sebagian pembudi-daya yang ingin mencari mudahnya saja, tanpa memi-kirkan efek sampingan, yaitu dengan mengawinkan induk-induk yang berasal dari satu keturunan hasil pilihan mereka. Padahal mengawinkan induk-induk dari satu keturunan dapat menyebabkan perkawinan dalam (inbreeding). Inbreeding dapat berakibat kurang baik, yaitu menurunnya kualitas benih yang dihasilkan, dimana pertumbuhannya akan lambat, tidak tahan pada perubahan lingkungan dan mudah terserang penyakit.

Ada satu cara mudah untuk menghindari inbreeding, yaitu dengan mengambil salah satu jenis kelamin yang hasil seleksi tadi, sedangkan jenis kelamin lainnya mengambil dari daerah lain atau saling tukar dengan pembudidaya lain. Atau bisa juga membeli beberapa pasang induk dari daerah lain kemudian salah satu jenis kelaminnya dikawinkan dengan jenis kelamin yang dipunyai atau disilang. Induk-induk tersebut harus ditandai atau perputarannya harus dicatat agar mudah mengontrolnya.

Informasi di atas cukup bagi anda dalam mendapatkan induk. Soal analisis biaya pengadaa induk gampang. Kalikan saja jumlah kolam pemijahan dengan jumlah induk yang ditebar, yaitu enam kolam kali 400 ekor. Berarti 2.400 ekor atau enam paket atau 600 jantan dan 1.800 betina. Harga satu paket induk rata-rata tiga juta. Jadi biaya untuk berjumlah delapan belas juta.
 

 

Pemberian Pakan Yang Tepat.

Jenis pakan yang baik berupa pellet yang mengandung 25% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5% dari berat tubuh ikan.

Proses Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada : Kesuburan kolam, Ukuran ikan yang diharapkan, Teknik pemeliharaan. Biasanya untuk ukuran 500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 bulan pemeliharaan. Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir (parit kolam) yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser.

Cara Sukses Budidaya Ikan Nila Konsumsi


Pemasaran Ikan Hasil Budidaya.

Potensi pasar untuk ikan nila masih sangat lebar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan nila ini dapat Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai kolam pemancingan ikan, pasar-pasar tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.

Produk-Produk PT. Natural Nusantara (NASA) yang digunakan:
Natural Viterna (Vitamin Ternak Natural) 500 cc
Hormonik (Hormon Organik) 100 cc
TON (pupuk Tambak Organik Nusantara) 250 gr

1 botol Natural VITERNA + 1 botol Hormonik = 600 cc = cukup untuk campuran 150 Kg pakan apa saja. Untuk menghemat biaya pilih pakan yang paling murah, misalnya dedak / bekatul. Meski pakannya biasa-biasa aja namun jika dicampur suplemen Viterna + Hormon Organik kebutuhan protein & nutrisi sudah lebih dari mencukupi. Tidak perlu pilih-pilih pakan terapung segala, meski pakan tenggelam kalau nafsu makan ikan bagus pasti dilahap sampai habis.

Cara Pencampuran:

Natural VITERNA & HORMONIK digunakan sebagai suplemen campuran pakan ikan. Campur jadi satu wadah, 1 botol VITERNA 500 cc + 1 botol HORMONIK 100 cc. Kemudian ambil 1 tutup (10 cc) campur dengan 2,5 Kg pakan apa saja. Cukup diberikan 1 x sehari.

TON (Pupuk Tambak Organik Nusantara) digunakan sebagai pupuk kolam / tambak. Campurkan air 10 liter + 1 sendok makan TON siram-siramkan secukupnya setiap 2 minggu / 1 bulan sekali.

Tips Pencampuran Pakan Ikan yang Baik:

Jika ingin target hasil panen optimal, target bobot 1 Kg per ekor.
Caranya campur jadi satu wadah, Natural VITERNA + POC NASA + HORMONIK. Campur 10 cc dengan pakan apa saja. 1 x sehari.

1 botol Natural VITERNA 500 cc + 1 botol POC NASA 500 cc + 1 botol HORMONIK = 1.100 cc = cukup untuk 300 Kg pakan = cukup untuk sekitar 200 ekor.

Manfaat Natual Viterna plus Hormonik

Meningkatkan nafsu makan ikan, ikan tidak stress, sehat, tahan penyakit, angka kematian sangat rendah, menghasilkan daging ikan bermutu tinggi karena rendah kolesterol.

Manfaat TON (Pupuk Tambak Organik)
• Cepat menumbuhkan plankton sebagai pakan alami yang disukai ikan
• menetralkan & menguraikan senyawa beracun / gas-gas beracun berbahaya
• menyelaraskan ekosistem tambak / kolam
• mempercepat pertumbuhan ikan
• menyediakan suplai oksigen terlarut dalam air sehingga ekosistem kolam manjadi sehat.

Semoga Bermanfaat & Trima kasih untuk kunjungannya…. Jangan lupa untuk membagikan kepada rekan,sahabat,saudara jika membutuhkan informasi ini.

My name is Chandra Iwan, I want to share crack software for all visitors to my blog, and everything you can get for free. please contact me if there is a broken link or you need a password. Thanks guest

Previous
Next Post »